fbpx
PolitikTabanan

Bupati Tabanan Apresiasi Karya Maestro Seni I Nyoman Nuarta

“Jejak Leadership Sang Ksatria Seni”

TABANAN, suaratabanan.id – Seni tidak sekedar menampilkan keindahan, tapi jalan baru menuju antusiasme hidup” Apresiasi dari Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya terhadap seniman kebanggaan Tabanan I Nyoman Nuarta dalam Dialog Virtual bertajuk “Jejak Leadership Sang Ksatria Seni” yang digelar oleh IKAMASTA, Sabtu (16/4).

Sosok pematung kenamaan asal Tabanan yang kerap mendapat perhatian dan respon publik secara luas itu patut menjadi teladan bagi masyarakat secara umum. “Bangga menjadi orang Tabanan” menjadi tagline yang terus digaungkan Bupati Tabanan di setiap kesempatan. Terutama saat menjadi keynote speaker dalam acara yang disiarkan melalui Zoom, dengan didampingi oleh Sekda, Inspektur dan para asisten sekda di Tabanan Command Center, Kantor Bupati Tabanan Tersebut.

Tersohor sebagai tokoh seni rupa khususnya pematung, ratusan karya Nuarta dibangun di berbagai lokasi dan kota, serta mampu menginspirasi banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri serta mendapat pengakuan dari dunia internasional. Selain terkenal dengan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK Cultural Park) di Badung Bali, ia juga memiliki Galeri Nuart Slupture Park di Bandung, seorang pendiri yayasan serta komisioner di berbagai perusahaan. Dan yang terkini ialah kiprahnya dalam mendesign Pembangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur yang mendapat respon publik secara luas.

Hal tersebut, tentunya mendapat perhatian khusus dari Bupati Sanjaya. Sebab seniman kelahiran Tabanan tahun 1951 itu juga telah berdedikasi dalam pembangunan berbagai aspek budaya di Tabanan. Salah satunya persembahan karya Patung Perunggu Pahlawan Wanita Sagung Wah pada tahun 2012 dan Patung Perunggu Monumental Bung Karno yang teletak di Kecamatan Kediri tahun 2014.

Sebagai pribadi yang sering melakukan diskusi bersama, Sanjaya, sebagai keynote speaker acara, juga sampaikan bahwa Leadership I Nyoman Nuarta patut diteladani. Karya dan pemikirannya yang melampaui jaman, namun tetap mencintai tanah kelahirannya. Termasuk Galeri Seni di Bandung yang melekat dengan konsep Tri Hita Karana, bagaimana seni bisa melekat sebagai mahakarya Ilahi, tentang alam dan lingkungan sosio kultural yang diperkuat dengan engineering dan jiwa kewirausahaan. Tentunya juga sangat berkaitan dan mampu dijabarkan dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali kembali ia jelaskan, sebagai Visi yang satu linier antara Provinsi Bali dan Tabanan, adalah perwujudan konsep 1 island 1 management atau satu pulau satu tata Kelola manajemen. “Visi tersebut sebagai perwujudan adanya tanggung jawab dalam membangun keseimbangan, keharmonisan dan kelestarian secara sekala dan niskala melalui krama, lingkungan dan adat budayanya dalam sebuah konsep Tri Hita Karana, melalui Pola pembangunan yang bertahap, berencana dan menyeluruh untuk Tabanan Era Baru” Ungkap Sanjaya.

Sehingga bagi Sanjaya, sosok maestro Nuarta mampu mendukung perwujudan masyarakat Tabanan yang Unggul dan Madani di bidang seni, dalam Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). “Secara pribadi dan mewakili Pemerintah Kabupaten Tabanan, saya patut apresiasi dan berterima kasih atas dedikasinya serta tak hentinya meminta nasihat dan bimbingan kepada maestro, sebagai putra Tabanan beliau betul-betul menjadi kebanggaan orang Tabanan, maka dari itu banggalah menjadi orang Tabanan” mantan Wakil Bupati 2 periode tersebut, menambahkan.

Kepada para peserta Dialog Virtual yang didominasi oleh alumni dan siswa Ikamasta, Sanjaya juga berpesan agar generasi penerus bisa bersama-sama membangun Tabanan sehingga tidak akan pernah kering oleh jiwa-jiwa seni yang karyanya tidak akan lekang oleh waktu. Menanggapi dengan antusias, apresiasi dari Bupati Sanjaya, Nuarta juga merespon dengan sangat positif terlebih dengan hubungan yang sangat baik terjalin dengan orang nomor satu di Tabanan itu.

Banyak yang ia kenang termasuk masa kecilnya saat di Tabanan dahulu “Kerjaan sehari-hari ngangon sapi, nyari belut, dan saya suka sekali bahkan saat kecil, minta menjadi petani. Saya sangat bangga” mengingat Tabanan sebagai Lumbung berasnya Bali. “Saat bersekolah di SMA 1 Tabanan, saya dibimbing dan ditempa menjadi seniman, sehingga saya meyakini seni adalah pilihan saya” imbuh peraih penghargaan Chevalier Dans l’Ordre des Art et Lettres atau Ksatria Seni dan Sastra dari Pemerintah Perancis tahun 2021 itu.[*]