TABANAN | suaratabanan.id – Mengayomi dan membimbing masyarakat, itulah komitmen Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya,S.E,M.M selaku kepala daerah dalam mendukung pembangunan di masyarakat, yang selaras dan seimbang secara sekala dan niskala. Secara konsisten pihaknya hadir di tengah masyarakat, dalam hal ini Nyaksi Uleman Upacara Pitra Yadnya Kolektif Ngaben Massal Sawa Prakerti Desa Adat Pajahan yang berlangsung di Balai Serba Guna Desa Pajahan, Kecamatan Pupuan, Senin (3/7).
Pitra Yadnya kolektif atau Ngaben Massal Sawa Prakerti yang berlangsung di Desa Pajahan, merupakan agenda rutin yang telah berlangsung sebanyak 2 kali sejak tahun 2018 dan diselenggarakan setiap 5 tahun sekali. Sebanyak 60 sawa diabenkan, Ngelungah ngerapuh sebanyak 55 sawa, dan diikuti dengan 88 peserta metatah dalam Karya tersebut, di mana puncak acaranya akan dilangsungkan pada tanggal 7 Juli mendatang.
Disambut dengan Tarian Ngalap Kopi siang hari itu, nampak hadir Anggota Komisi IV DPR RI, Bapak I Made Urip, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Asisten II, Para kepala OPD Terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Para Kepala Bagian di lingkungan Setda, Camat Pupuan, serta krama desa adat setempat. Adapun biaya yang ditentukan untuk Karya Pitra Yadnya ini termasuk diantaranya, enam juta rupiah untuk peserta pengabenan, lima ratus ribu untuk setiap peserta ngelungah dan seratus lima puluh ribu untuk masing-masing peserta metatah.
Antusiasme warga Desa Pajahan dalam mengikuti kegiatan ini mendapat apresiasi dan penghargaan yang luar biasa dari Bupati Tabanan. Pihaknya merasa bangga, sebab semakin banyak desa di Tabanan yang menerapkan upacara berbasis kolektif dan mengangkat nilai kebersamaan yang tinggi. Baginya, karya yang sudah masuk dalam perarem desa adat Pajahan ini dinilai telah mengikuti dan sesuai dengan tata titi sastra agama.
“Saya selalu pemerintah daerah memberikan apresiasi dan penghargaan, karena warga Desa Pajahan telah memaknai yadnya-yadnya yang ada di desa dengan baik, meskipun melalui proses panjang dan berliku. Tetapi dengan semangat dan kegigihan yang luar biasa serta pemahaman terhadap tata titi dan prosedur, baik di desa, sastra agama dan sastra negara, maka karya bisa berlangsung dengan baik. Jika niatnya baik, maka jalannya juga pasti baik” Sanjaya menyampaikan.
Di kesempatan itu, selaku kepala daerah, Sanjaya juga menekankan tugas pentingnya yakni menjalankan amanat yang telah dimandatkan oleh masyarakat Kabupaten Tabanan di dalam menjalankan Visi dan Misi Kabupaten yakni masyarakat yang sejahtera, melalui pembangunan yang terintegrasi dari hulu, tengah dan hilir, secara sekala dan niskala. “Untuk mencapai masyarakat Tabanan yang sejahtera, melalui Visi dan Misi Tabanan yang berarti keseimbangan dan keharmonisan di alam jagat Bali ini, secara sekala dan niskala melalui 6 sad kerthi”. jelasnya.
Atma kerthi menjadi yang sangat penting sebab selaras dengan kewajiban umat Hindu Bali dalam melaksanakan pengabenan, baik sendiri, bersama, pesemetonan atau kelompok tertentu. Karena merupakan hutang yang harus dibayarkan. “Tri Rna, membayar hutang bagi para leluhur, Tuhan yang Maha Esa dan sesama kita. Saat ini Pemerintah turun di masyarakat untuk mengayomi, mengorganisir masyarakatnya membuat tata titi upacara-upacara yang namanya panca yadnya, dengan kompak dan gotong royong bersama” Jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga menegaskan, tujuan dari gotong-royong ini selain meminimalkan biaya juga untuk meringankan beban masyarakat tanpa mengurangi esensi dari arti Yadnya itu sendiri. “Saling bersinergi, satu jalur, masyarakat di sini sudah kompak bersatu, dengan itu saya yakin pemerintah pasti akan selalu membantu masyarakat, dalam infrastruktur pembangunan baik sekala maupun niskala” imbuh orang nomor satu di Tabanan sore itu.
Mewakili Krama Adat Pajahan, I Ketut Suardika selaku Bendesa Adat sampaikan ungkapan terima kasihnya atas perkenan Bupati Tabanan dan jajaran nyaksi Ngaben Massal Sawa Prakerti ini. “Saya sudah mengabdi di desa selama 2 periode, dan baru 2 kali ini bisa melangsungkan ngaben massal dari 5 tahun yang lalu. Waktu itu diikuti oleh 40 peserta dan semenjak saat itu dilihat sangat bagus oleh masyarakat. Maka dari itu ngaben massal ini kami masukkan dalam perarem desa adat agar bisa dilaksanakan setiap 5 tahun sekali” Sebutnya. Pihaknya juga sampaikan harapan kedepan agar Desa Adat Pajahan senantiasa mendapat perhatian dari Pemerintah. (ST-R)