suaratabanan.id | Tabanan – Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh setiap tanggal 26 April, Pemerintah Provinsi Bali menghimbau untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan di instansi/organisasi masing-masing melalui surat edaran Nomor : B.15.360/3427/PK/BPBD tanggal 23 April 2023. Berkaitan dengan hal tersebut Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tabanan melaksanakan simulasi kebencanaan di SMP N 5 Tabanan Rabu (26/4) Pagi.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Markas PMI Tabanan, I Gusti Putu Wartama saat ditemui suaratabanan.id di lapangan menjelaskan, dalam simulasi ini PMI Kabupaten Tabanan bekerjasama dengan SMP N 5 Tabanan, dengan melibatkan staf markas dan tim ambulans PMI Tabanan serta siswa dan guru SMP N 5 Tabanan, Kegiatan diawali dengan pengarahan terkait simulasi yang akan dilakukan.
“Simulasi kami awali dengan memberi arahan kepada peserta dengan menyampaikan skenario yang sudah kami susun, membagi peran dan simulasi dimulai pukul 10.00 wita dengan tanda bunyi sirine, dalam skenario itu merupakan alarm terjadinya gempa bumi” ucap Gusti Putu Wartama.
Dalam simulasi ini diceritakan terjadi gempa bumi berkekuatan 6.5 SR, tiba – tiba sirine EWS (Early Warning System) berbunyi Guncangan dirasakan oleh siswa yang sedang melaksanakan ujian sekolah, seketika itu para guru, staf dan siswa mengambil sikap berlindung drop, cover and hold on dibawah meja atau benda lain yang dapat melindungi diri dari reruntuhan dan menuju ke titik kumpul dilapangan Umum Desa Sudimara. Setelah gempa bumi telah berakhir, Kepala Sekolah memerintahkan petugas keamanan sekolah untuk mengecek situasi ruangan, ditemukan ada 3 orang siswa menjadi korban akibat gempa tersebut.
“Kami berharap peserta mengimplementasikan dengan baik dan tidak panik saat gempa terjadi agar cidera atau bahaya yang mungkin ditimbulkan bisa dicegah, dalam simulasi ini ceritanya ada korban, kami juga menurunkan Tim Ambulans PMI Tabanan untuk Evakuasi” tambah Kamarkas.
Kepala sekolah SMP N 5 Tabanan, Dewa Ketut Wartika, S.Pd.Kn dalam simulasi ini mengerahkan semua guru, siswa hingga petugas kantin untuk ikut simulasi kebencanaan dengan total peserta kurang lebih 400 Orang “kami berharap dari 400 peserta ini bisa menerapkan saat terjadi gempa disekolah dan ilmu ini bisa ditularkan dirumah masing-masing, kami mengucapkan terimakasih kepada PMI Tabanan sudah mengajarkan siswa – guru kami untuk simulasi kebencanaan” ujarnya
Ketut Wartika berharap simulasi ini bisa dilaksanakan dengan rutin dan memberikan dampak positif untuk para siswa “sekolah kami bertingkat, dengan simulasi ini kami berharap siswa tau jalur dan cara evakuasi diri yang benar, saat gempa siswa pun panik menyelamatkan diri tidak menutup kemungkinan langsung loncat dari lantai 2, hal seperti itu yang kami hindari melalui simulasi ini”. Tambahnya
Peserta simulasi Gusti Bagus Prana Diatmika mengatakan simulasi ini sangat bagus untuk keselamatan saat menghadapi gempa bumi “Saya sangat senang mengikuti simulasi ini, mendapatkan ilmu tentang menghadapi gempa, biasanya saya panik setelah ikut simulasi ini saya tau cara melindungi diri, selain bisa diterapkan disekolah bisa juga diterapkan dimana saja saat Gempa terjadi” tutup siswa kelas IX ini. (ST-AR)