fbpx
Politik

Keberanian Soekarno Keluar dari PBB dan Membuat Kekuatan Blok Baru

Dibentuknya Negara Federasi Malaysia Membuat Soekarno Geram dan Menyatakan Indonesia Keluar dari PBB

TABANAN | suaratabanan.id – Jas Merah! adalah mantra Bapak Bangsa Kita sang Plokramator yang sampai saat ini masih relevan mengingat beberapa isu internasional yang timbul saat ini, namun tulisan ini ditulis bukan bermaksud untuk menyakiti atau mengucilkan sebuah kelompok, melainkan tulisan ini merupakan hasil buah pikiran dari mantra Jas Merah yang memiliki makna Jangan sesekali melupakan sejarah!

Indonesia sebagai bangsa besar yang saat ini sudah berumur 77 tahun memang masih tergolong muda dibandingkan negara-negara besar lainya, namun kita harusnya ingat betul sejarah-sejarah kejadian luar biasa yang bangsa kita alami, mulai dari kemerdekaan di tahun 1945, Orde Lama, Orde Baru sampai reformasi sekarang. ada kejadian yang kita tidak bisa lupakan salah satunya yaitu performa Soekarno di kancah Internasional disaat itu Indonesia bersitegang dengan Malaysia di Tahun 1965 sampai-sampai Soekarno memutuskan Indonesia keluar dari PBB.

Keluarnya Indonesia dari PBB pada saat itu tidak membuat gentar Soekarno akan efek yang akan dialami Indonesia, bahkan Soekarno membuat Blok  Baru yang beranggotakan negara-negara berkembang yang bernama CONEFO (Conference of The New Emerging Forces) .

Dikutip dari kompasiana.com saat itu Soekarno tidak habis pikir pada PBB yang harusnya netral dalam menertibkan bangsa-bangsa di seluruh dunia namun yang terlihat hanya mengedepankan kepentingan negara-negara Adikuasa yang tentunya tidak adil dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia. saat itu terbentuknya kekuatan baru di dunia dibuktikan dengan Gedung DPR RI yang ada di Senayan, di gedung ini rencananya negara-negara yang tergabung dalam CONEFO akan melakukan Konferensi.

Konferensi Conefo tidak bisa berlangsung karena Indonesia saat itu tengah mengalami pemberontakan G30S PKI sehingga singkat cerita kekuasaan jatuh ke tangan Soeharto dan gedung yang sudah dibangun sampai saat ini digunakan sebagai Gedung DPR RI.

Keberanian Soekarno saat itu tentu menjadi harapan bagi bangsa-bangsa lain yang bernasib sama, sikap Soekarno yang sangat anti dengan Nekolim itu sudah tidak bisa ditawar lagi karena ia merupakan korban dari kolonialisme, sehingga Soekarno tau betul perasaan negara-negara yang masih berkembang seperti Indonesia memiliki cita-cita yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sesuai dengan Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila menjadi dasar pemikiran Soekarno dalam menyatakan sikap dan tentunya Indonesia tidak mau hanya menjadi penonton saja, namun ikut memberikan sebuah gagasan dan tindakan untuk peradaban dunia.

Dari tulisan diatas keberanian merupakan hal yang sangat prinsip untuk kewibawaan bangsa untuk menggapai cita-cita sebuah bangsa yang merdeka dari penjajahan gaya baru Neokolonialisme dan Imperialisme. (DB)